A.
Mazhab-mazhab Administrasi Negara
- Menurut C.L. Sharma ada enam mazhab teori
administrasi negara, yakni: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku
manusia, sistem sosial, matematika, dan teori keputusan.
- Gerald
Caiden mengemukakan delapan mazhab teori administrasi negara, yang terdiri
dari: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, analisis
birokratik, sistem sosial, pembuatan keputusan, matematika, dan integrasi.
- Kedelapan
mazhab teori administrasi negara seperti yang dikemukakan oleh Caiden,
sebenarnya dapat dikelompokkan lagi dalam dua mazhab: mazhab reduksi
proses administrasi dan mazhab sistem holistik administrasi. Tetapi
pengelompokan ini juga tidak memuaskan, yang pada gilirannya melahirkan
mazhab integrasi.
- Para pendukung
mazhab integrasi (integrationis) bermaksud untuk mengintegrasikan semua
teori administrasi negara. Ada dua strategi yang mereka tempuh. Pertama
dengan melakukan konsolidasi teori-teori administrasi, dan kedua dengan meleburkan
semua administrasi negara menjadi satu teori yang tertinggi.
B.
Mazhab Mazhab Manajemen
Mazhab (bahasa Arab, madzhab)
adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati,
sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak.
Menurut para
ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj)
yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang
menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya,
bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
Jadi, Mazhab
manajemen artinya metode yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan
penelitian untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif (benar) dan efisien (tepat guna) untuk
mencapai tujuan tertentu yang dijadikan sebagai pedoman yang jelas batasan dan bagiannya.
Menurut Prajudi
Atmosudirdjo, seorang pakar administrasi/manajemen dan Ketua Lembaga
Administrasi Negara (LAN) pertama, mazhab-mazhab manajemen itu adalah :
1. Mazhab
Manajemen Tradisional :
Menurut pengikut mazhab ini bahwa pengikat atau kedisiplinan manusia
adalah tradisi. Karena itu sikap dan pandangan para anggota kepada pimpinan,
tatacara kerjasama, tatacara memberi perintah, tatacara melapor, jam, dan
tempat kerja, dsb. dibuat semacam tradisi tertentu disertai rasa kebanggaan.
2.
Mazhab Manajemen Kebiasaan
Menurut mazhab ini kebiasaan (customs, usage, habits, gewoonten)
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena memberikan rasa tenang
dan percaya diri. Manajemen yang baik adalah yang customs and habits
centered.
3.
Mazhab Manajemen Ilmiah
Menurut mazhab ini
dalam suatu organisasi yang telah mencapai tingkat tertentu (situasi dan
masalahnya) maka para manajernya harus bersikap ilmiah, jangan percaya atau
mengalah pada kebaikan tradisi atau kebiasaan, mengira-ngira dan meraba-raba,
dsb. Apa yang dihadapi harus segera diisolasi, dijadikan masalah khas, dikaji,
dianalisis, dll. Sebelum diputuskan. Langkah-langkah pada metode ilmiah adalah:
a.
Identifikasi
proposisi
Hal tersebut menetapkan sasaran dan
mengarahkan seluruh penelitian kearah tujuan tertentu.
b.
Lakukanlah
observasi pendahuluan tentang proposisi
Bersifat
eksploratoris, menyediakan keterangan yang ada dan bahan latar belakang yang
berguna.
c.
Kemukakanlah
pemecahan tentatif terhadap proposisi
Hipotesa
yang dikemukakan akan dibenarkan atau ditolak melalui eksperimen-eksperimen
yang dikendalikan.
d.
Selidikilah
proposisi secara cermat, dengan menggunakan pengetahuan yang berlaku dan eksperimen eksperimen yang dikendalikan.
e.
Klisifikasilah
data yang diperoleh
Mengklasifikasi banyak membantu kita
dalam hal meneliti data.
f.
Nyatakanlah
jawaban tentatif terhadap terhadap proposisi
Melalui
penafsiran data yang diklasifikasi secara cermat. Untuk tujuan itu, orang menggunakan
dua macam cara penguraian yaitu: penguraian secara induktif dan penguraian
secara deduktif
g.
Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap
proposisi
Memastikan adanya validitas dan kelengkapan maka jawaban
tentatif tersebut ”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dan kemudian
hasil-hasilnya dicatat.
Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan penelitian secara
mendalam, eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan penafsiran data yang
diperoleh secara hati-hati merupakan landasan yang dapat dipercaya bagi
determinasi dan evaluasi fakta-fakta baru yang dipergunakan oleh para manager.
Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah sebuah problem ke
dalam komponen-komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan aneka macam entitas
yang sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal mengindentifikasi dan
menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor problem tersebut.
4.
Mazhab Manajemen Sistematis
Menurut mazhab ini dalam suatu
organisasi yang telah mencapai tingkat tertentu (situasi dan masalahnya) maka
para manajernya harus bersikap ilmiah, jangan percaya atau mengalah pada kebaikan
tradisi atau kebiasaan, mengira-ngira dan meraba-raba, dsb. Apa yang dihadapi
harus segera diisolasi, dijadikan masalah khas, dikaji, dianalisis, dll.
Sebelum diputuskan. Langkah-langkahnya adalah :
Identifikasi dan rumuskan apa yang
dihadapi;
a. Kumpulkan
data sementara dan bahan keterangan yang tersedia;
- Susun rencana dan ide pemecahan sementara;
- Adakan revisi atas rencana atau ide pemecahan
masalah berdasarkan apa yang telah diperoleh selama eksperimen serta
keterangan baru yang diperoleh;
- Susun lagi rencana atau ide yang bersifat semi
final;
- Susun rencana atau ide pemecahan final untuk
direkomendasikan atau diputuskan.
Cocok untuk
pekerjaan teknis seperti proyek-proyek. Rencana dimasukkan secara integratif :
Unsur unsur kegiatan teknis, kegiatan penganggaran, pembiayaan, dan penggunaan
waktu. Gambar teknik, bestek, anggaran, serta syarat-syaratnya kemudian oleh
pelaksana dibuatkan ”rencana skema menyeluruh.”
5.
Mazhab Manajemen Perilaku
Manusia
Disebut juga mazhab “The
Human Behavior School.” Manurut mazhab ini manajemen adalah rangkaian
proses dan jaringan perilaku (sikap, kelakuan, tingkah laku) manusia. Jadi,
yang menentukan manajemen adalah sikap dan tingkah laku manajer dan para
anggota organisasi bersangkutan, karena serasional-rasionalnya manajer, ia
adalah tetap manusia dengan segala macam ciri dan sifat-sifatnya, bukan robot. Mazhab
ini menarik manfaat dari ajaran-ajaran sosiologi dan psikologi sosial.
Pionirnya adalah Elton Mayo.
6.
Mazhab Manajemen Sistem Sosial
Menurut mazhab ini manajemen adalah suatu sistem sosial, suatu kelompok
orang-orang di bawah pimpinan seorang manajer yang berhubungan dan bergaul
berdasarkan nilai-nilai budaya yang berlaku di antara mereka daripada
nilai-nilai rasional buatan manajer/pimpinan. Organisasi dan manajemen adalah
unit-unit sosial atau “masyarakat kecil.” Tetapi
kebersamaannya hanya selama ada di lingkungan organisasi, dan setelah itu
mereka berada di lingkungan masyarakat yang lebih besar (social environment).
7.
Mazhab Manajemen Desisional
Menurut mazhab ini manajemen adalah hasil, akibat, atau lanjutan daripada
keputusam-keputusan yang diambil. Tugas kewajiban manajer adalah mengambil
keputusan (desisi) mengenai apa yang harus dicapai, dan bagaimana cara
mencapainya.
8.
Mazhab Manajemen Legalistis
Menurut mazhab ini manajemen adalah adanya
pengembangan peraturan- peraturan yang sesuai dengan apa yang hendak dicapai
serta tatacara formal yang harus ditempuh.
9.
Mazhab Manajemen Prosessual
Menurut mazhab ini manajemen berpangkal tolak pada tugas manajer (the
manager’s job and work) yang harus ditunaikan melalui suatu rangkaian
kegiatan fungsional dasar tertentu. Tiga macam proses yang berjalan sekaligus
adalah : Proses sosial, proses fungsional, dan proses teknis.
10. Mazhab
Manajemen Kuantitatif
Menurut mazhab ini manajemen adalah kesatuan yang terbangun secara logis,
sehingga kegiatan-kegiatannya dapat dinyatakan dengan simbol-simbol matematis.
Data dan informasi dibuat angka-angka karena semuanya dapat diukur (measurable).
Mazhab ini bekerja atas dasar : Optimasi input-output dan penggunaan
model-model matematik.
Ciri – ciri mazhab ini, adalah :
a) Mengoptimalkan hasil (
Output ) dari masukan ( input ).
b) Menggunakan model – model
matematis.
Mengoptimalkan hasil di maksud
memperbesar perbandingan antara output dan input.
Misalnya : efisiensi,
efektivitas, pdroduktivitas, penjualan, dan lain – lainnya.
11. Mazhab
Manajemen Sistema
Menurut mazhab ini manajemen adalah suatu sistem (systems) yang
terdiri atas sub sistem-sub sistem, dan sub sistem terdiri atas subsub
sistem-subsub sistem, dst. yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri
tetapi satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan (interdependensi)
yang membuat kesatuan terpadu. Jadi, manajemen tidak lagi bergerak antar
manusia, melainkan antar sistem di mana manusia sebagai salah satu unsur dari
sistem. Pendekatan system terinspirasi oleh biologi, misalnya tubuh manusia
merupakan sistem yang sangat kompleks.