Selasa, 15 Oktober 2013

Resensi Buku Pengantar Antropologi Koentjaraningrat


Judul buku            :  Pengantar Ilmu Antropologi
Penulis                   :  Koentjaraningrat
Penerbit                 :  Rineka
Tahun Cetak          :  2009
Jumlah Halaman    :  (XII + 338) = 350 hlm.

Kajian antropologi pada buku ini membahas tentang manusia dan kepribadian, masyarakat, kebudayaan, etnografi, dinamika masyarakat dalam kebudayaan, serta aneka warna masyarakat yang tercermin dalam kebudayaannya.
Pada bagian awal dipaparkan tentang ruang lingkup ilmu antropologi yang mengalami pergeseran dari fase ke fase. Lalu dipaparkan pula berbagai macam ilmu yang berhubungan dengan ilmu antropologiSelanjutnya diuraikan metode yang digunakan dalam ilmu antropologi. Kemudian baru mulai dipaparkan setiap elemen yang dibahas mulai lingkup terkecil hingga terluas secara bertahap, yaitu meliputi pembahasan tentang manusia, kepribadian, masyarakat, kebudayaan dan yang terakhir adalah tentang etnografi.
Secara khusus pada Bab IV tentang masyarakat dan Bab V tentang kebudayaan, intinya berisi tentang definisi dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pada Bab IV, dibahas mulai dari kolektif manusia dengan berbagai macam wujudnya hingga munculnya istilah masyarakat, unsur-unsur dalam masyarakat dan integrasi masyarakat. Pada BAB V, dibahas mulai dari definisi kebudayaan, wujud-wujud kebudayaan, adat istiadat, unsur-unsur dalam kebudayaan, integrasi kebudayaan dan kerangka keori dari kebudayaan.

Kelebihan dari buku ini adalah hampir semua buku karangan Koentjaraningrat memiliki tipe yang khas dan disesuaikan cara belajar masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan text book. Penjabaran yang terperinci serta penyebutan dan penjelasan secara bertahap yang membuat para pembaca bisa memahami dengan baik. Buku ini lebih membicarakan sesuatu hal yang lansung ke intinya . Ini yang membuat para pembaca menjadi bisa lebih mudah memahami apa maksut dari si pengarang. Sedangkan kelemahan  buku ini adalah sangat berstruktur dengan membaca secara terurut inilah yang belum semua orang bisa memahami buku dengan cara tersebut.

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Komunikasi


A.  Asal-usul Ilmu Komunikasi
Cikal-bakal ilmu komunikasi itu sendiri sebenarnya tampil pada zaman Yunani kuno (SM) yang digagas oleh Aristoteles. Dalam gagasan tersebut ia menyebutkan bahwa di dalam komunikasi itu terdapat komunikator, pesan dan penerima.Kesimpulan dari gagasan itu ialah jika komunikator menentukan gagasn atau pesan, kemudian diarahkan pada khalayak pilihannya, melalui saluran atau media yang dimilikinya atau dikuasainya maka akan keluar hasil yang diinginkan.
Dalam perkembangan selanjutnya, gagasan itu terus dikembangkan kemudian melahirkan dua bentuk komunikasi yang masing-masing berkembang di benua yang berbeda.Pertama ilmu publisistik di Jerman. Kedua ilmu komunikasi massa di Amerika. Perpaduan dari kedua bentuk ini lah yang meneteskan ilmu komunikasi yang kita kenal sekarang ini.Perpaduan ini tidak lepas dari upaya-upaya Stappers melalui karya Gabner. Artinya, itu merupakan titik awal tampaknya ilmu komunikasi.
Pada awalnya, publisistik memang terbentuk sebagai sebuah disiplin ilmu yang dikembangkan untuk mengalami dan mengembalikan segala tenaga yang memperngaruhi tindakan khalayak, tentu saja objeknya ialah pernyataan umum yang aktual.Hanya saja objek itu terlalu terbatas karena memang dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, banyak sekali terjadi pernyataan yang tidak ditujukan kepada khalayak, sehingga tidak bersifat umum dan juga tidak aktual.Dari situlah publisistik harus bersedia menjadi bagian dari ilmu komunikasi komunikasi yang lebih luas.
Sedangkan ilmu komunikasi massa ini berkembang dan berubah menjadi ilmu komunikasi berada di bawah naungan jurnalistik. Hal ini berkembang di Amerika sekitar tahun 1870 an yang ditandai dengan terbitnya karya Isaiah Thomas yang berjudul History of Printing in America. Kemudian baru menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang independen pada tahun 1930 an.
Tidak jauh urutannya dari publisistik, ilmu komunikasi massa ini juga mempunyai keterbatasan objek yaitu hanya terfokus pada suratkabar saja. Sedangkan tokoh-tokohnya menginginkan disiplin ilmu ini tidak hanya sebatas itu, tetapi juga mencakup juga radio, televisi dan film atau yang biasa disebut dengan media massa. Sejak itulah ia menjadi bagian dari ilmu komunikasi. Jadi ilmu komunikasi itu sendiri terbentuk dari kedua disiplin ilmu yang telah dijabarkan di atas dan yang tentunya objek kajiannya pun lebih luas darinya.
Di indonesia itu sendiri, ilmu komunikasi baru muncul dalam berbagai dikusi dan seminar pada awal tahun 1970 an. Baru pada tahun 1982 ilmu komunikasi diputuskan oleh presiden melalui Keputusan Presiden Nomor 107/82, sehingga nama ilmu komunikasi menjadi semakin mencuat sebagai disiplin ilmu yang resmi di Indonesia.
B.  Perkembangan Ilmu Komunikasi
Kalau berbicara tentang sejarah komunikasi, tentunya jauh sebelum masehi (4000 SM) ia sudah berkembang bahkan awal lahirnya manusia sudah lahir juga. Namun, berbeda dengan ilmu komunikasi.Ilmu komunikasi mulai menjadi suatu gagasan yang menjadi dasar ilmu ini lahir sejak munculnya gagasan bapak ilmuan dunia, Aristoteles (300 an SM).Dalam buku H. Rochajat Harun, periode ini disebut dengan periode tradisi retorika.
Secara umum, pembagian periode ilmu komunikasi ini bisa dirincikan menjadi empat bagian, yaitu periode tradisi retorika, pertumbuhan, konsilidasi, dan teknologi komunikasi.
1.      Periode Tradisi Retorika
Pada zaman ini –para ilmuan menyebutnya zaman kuno atau zaman Yunani kuno- ilmu komunikasi dikenal dengan sebutan retorika.Tentunya ilmu komunikasi pada saat itu masih sangat sederhana.Tokoh utama yang mempunyai sumbangan besar dalam hal ini ialah Aristoteles, karena dia lah orang pertama yang mengkaji dan mengorganisasinya.
Gagasan Aristoteles tentang retorika bahwasanya terdiri tiga unsur.Di antaranya; Ehos (kredibilitas sumber), Panthos (hal yang menyangkut emosi), Logos (hal yang menyangkut fakta). Pokok pikiran ini kemudian dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian, dalam lima aturan retorika unsur. Yaitu, Inventio (urutan argumentasi), Dispesitio (pengaturan ide), Eloqitio (gaya bahasa), Memoria (ingatan), Pronounciatio (cara penyampaian pesan).
Menurut mereka, unsur di atas juga menentukan keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang.Selain mereka, ada juga tokoh retorika yang dikenal pada zaman itu, diantaranya ialah Corax, Socrates dan Plato.
2.      Pertumbuhan
Ilmu komunikasi ini berawal dari awal abad ke-19 sampai perang dunia ii yang ditandai dengan penemuan teknologi komunikasi seperti telephon, radio, telegraph, tv dan lain-lain.
Secara umum, bidang-bidang ilmu komunikasi pada periode ini diantaranya peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, komunikasi dan pendidikan, penelitian komunikasi komersial, dan lain-lain. Pada masa itu, kajian bidan ilmu komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Bisa dikatan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial.
Di bidang pengkajian dan pendidikan misalnya aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi, serta reading dan listening. Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan pada masyarakat serta aspek-aspek yang memnyangkut media mulai berkembang sejalan dengan tumbuh kembang industri periklanan dan penyiaran.
3.      Konsolidasi
Pariode setelah perang dunia ii ini disebut dengan periode kinsolidasi.Karena pada masi itu konsolidasi dari pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial bersifat multidisiplier (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi.Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh dua hal.Perkembangannya mulai perang dunia ii sampai 1960 an.
Pertama, adanya adopsi perbedaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan pross komunikasi telah menjadi suatu pendekatakan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya karena didasari bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks.
Istilah mass communication (komunikasi massa) dan communication research (penelitian komunikasi) mulai banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi mulai deperjelas dan dibagi dalam empat bidang aturan; komunikasi intrapribadi, antarpribadi, kelompok dan organisasi, komunikasi makro sosial serta komunikasi massa.
4.      Teknologi Komunikasi (1960-an sekarang )
Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi: menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disipilin telah memasuki periode tinggal landas sejak tahun 1950.[6] Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor antara lain:
  1. .      Kemajuan teknologi computer, VCR, TV kabel, dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya,
  2. .      Tumbuhnya industri media yang tidak hanya bersifat nasional tapi juga regional dan global
  3. .      Ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global khususnya dalam kontekscenter periphery.
  4. .      Semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara.
  5. .      semakin luasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik.

3.      Sekilas perkembangan pendidikan ilmu komunikasi di Indonesia.
Di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong tertua.Sebutan ilmu komunikasi baru dikenal pada sekita tahun 1970 an, sementara sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan jurusan publisistik atau jurnalistik.


Mashab Mashab Administrasi dan Manajemen


A.    Mazhab-mazhab Administrasi Negara
  1. Menurut C.L. Sharma ada enam mazhab teori administrasi negara, yakni: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, sistem sosial, matematika, dan teori keputusan.
  2. Gerald Caiden mengemukakan delapan mazhab teori administrasi negara, yang terdiri dari: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, analisis birokratik, sistem sosial, pembuatan keputusan, matematika, dan integrasi.
  3. Kedelapan mazhab teori administrasi negara seperti yang dikemukakan oleh Caiden, sebenarnya dapat dikelompokkan lagi dalam dua mazhab: mazhab reduksi proses administrasi dan mazhab sistem holistik administrasi. Tetapi pengelompokan ini juga tidak memuaskan, yang pada gilirannya melahirkan mazhab integrasi.
  4. Para pendukung mazhab integrasi (integrationis) bermaksud untuk mengintegrasikan semua teori administrasi negara. Ada dua strategi yang mereka tempuh. Pertama dengan melakukan konsolidasi teori-teori administrasi, dan kedua dengan meleburkan semua administrasi negara menjadi satu teori yang tertinggi.
B.     Mazhab Mazhab Manajemen
            Mazhab (bahasa Arabmadzhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak.
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
Jadi, Mazhab manajemen artinya metode yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif (benar) dan efisien (tepat guna) untuk mencapai tujuan tertentu yang dijadikan sebagai pedoman yang jelas batasan dan bagiannya.
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, seorang pakar administrasi/manajemen dan Ketua Lembaga Administrasi Negara (LAN) pertama, mazhab-mazhab manajemen itu adalah :
1.      Mazhab Manajemen Tradisional :
Menurut pengikut mazhab ini bahwa pengikat atau kedisiplinan manusia adalah tradisi. Karena itu sikap dan pandangan para anggota kepada pimpinan, tatacara kerjasama, tatacara memberi perintah, tatacara melapor, jam, dan tempat kerja, dsb. dibuat semacam tradisi tertentu disertai rasa kebanggaan.
2.      Mazhab Manajemen Kebiasaan
Menurut mazhab ini kebiasaan (customs, usage, habits, gewoonten) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena memberikan rasa tenang dan percaya diri. Manajemen yang baik adalah yang customs and habits centered.
3.      Mazhab Manajemen Ilmiah
Menurut mazhab ini dalam suatu organisasi yang telah mencapai tingkat tertentu (situasi dan masalahnya) maka para manajernya harus bersikap ilmiah, jangan percaya atau mengalah pada kebaikan tradisi atau kebiasaan, mengira-ngira dan meraba-raba, dsb. Apa yang dihadapi harus segera diisolasi, dijadikan masalah khas, dikaji, dianalisis, dll. Sebelum diputuskan. Langkah-langkah pada metode ilmiah adalah:
a.       Identifikasi proposisi
Hal tersebut menetapkan sasaran dan mengarahkan seluruh penelitian kearah tujuan tertentu.
b.      Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi
Bersifat eksploratoris, menyediakan keterangan yang ada dan bahan latar belakang yang berguna.
c.       Kemukakanlah pemecahan tentatif terhadap proposisi
Hipotesa yang dikemukakan akan dibenarkan atau ditolak melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
d.      Selidikilah proposisi secara cermat, dengan menggunakan pengetahuan yang berlaku dan    eksperimen eksperimen yang dikendalikan.
e.       Klisifikasilah data yang diperoleh
Mengklasifikasi banyak membantu kita dalam hal meneliti data.
f.       Nyatakanlah jawaban tentatif terhadap terhadap proposisi
Melalui penafsiran data yang diklasifikasi secara cermat. Untuk tujuan itu, orang menggunakan dua macam cara penguraian yaitu: penguraian secara induktif dan penguraian secara deduktif
g.       Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi
Memastikan adanya validitas dan kelengkapan maka jawaban tentatif tersebut ”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dan kemudian hasil-hasilnya dicatat.
Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan penelitian secara mendalam, eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan penafsiran data yang diperoleh secara hati-hati merupakan landasan yang dapat dipercaya bagi determinasi dan evaluasi fakta-fakta baru yang dipergunakan oleh para manager.
Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah sebuah problem ke dalam komponen-komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan aneka macam entitas yang sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal mengindentifikasi dan menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor problem tersebut.
4.      Mazhab Manajemen Sistematis
Menurut mazhab ini dalam suatu organisasi yang telah mencapai tingkat tertentu (situasi dan masalahnya) maka para manajernya harus bersikap ilmiah, jangan percaya atau mengalah pada kebaikan tradisi atau kebiasaan, mengira-ngira dan meraba-raba, dsb. Apa yang dihadapi harus segera diisolasi, dijadikan masalah khas, dikaji, dianalisis, dll. Sebelum diputuskan. Langkah-langkahnya adalah :
Identifikasi dan rumuskan apa yang dihadapi;
a.       Kumpulkan data sementara dan bahan keterangan yang tersedia;
  1. Susun rencana dan ide pemecahan sementara;
  2. Adakan revisi atas rencana atau ide pemecahan masalah berdasarkan apa yang telah diperoleh selama eksperimen serta keterangan baru yang diperoleh;
  3. Susun lagi rencana atau ide yang bersifat semi final;
  4. Susun rencana atau ide pemecahan final untuk direkomendasikan atau diputuskan.
Cocok untuk pekerjaan teknis seperti proyek-proyek. Rencana dimasukkan secara integratif : Unsur unsur kegiatan teknis, kegiatan penganggaran, pembiayaan, dan penggunaan waktu. Gambar teknik, bestek, anggaran, serta syarat-syaratnya kemudian oleh pelaksana dibuatkan ”rencana skema menyeluruh.”
5.      Mazhab Manajemen Perilaku Manusia
            Disebut juga mazhab “The Human Behavior School.” Manurut mazhab ini manajemen adalah rangkaian proses dan jaringan perilaku (sikap, kelakuan, tingkah laku) manusia. Jadi, yang menentukan manajemen adalah sikap dan tingkah laku manajer dan para anggota organisasi bersangkutan, karena serasional-rasionalnya manajer, ia adalah tetap manusia dengan segala macam ciri dan sifat-sifatnya, bukan robot. Mazhab ini menarik manfaat dari ajaran-ajaran sosiologi dan psikologi sosial. Pionirnya adalah Elton Mayo.
6.      Mazhab Manajemen Sistem Sosial
Menurut mazhab ini manajemen adalah suatu sistem sosial, suatu kelompok orang-orang di bawah pimpinan seorang manajer yang berhubungan dan bergaul berdasarkan nilai-nilai budaya yang berlaku di antara mereka daripada nilai-nilai rasional buatan manajer/pimpinan. Organisasi dan manajemen adalah unit-unit sosial atau “masyarakat kecil.” Tetapi kebersamaannya hanya selama ada di lingkungan organisasi, dan setelah itu mereka berada di lingkungan masyarakat yang lebih besar (social environment).
7.      Mazhab Manajemen Desisional
Menurut mazhab ini manajemen adalah hasil, akibat, atau lanjutan daripada keputusam-keputusan yang diambil. Tugas kewajiban manajer adalah mengambil keputusan (desisi) mengenai apa yang harus dicapai, dan bagaimana cara mencapainya.
8.      Mazhab Manajemen Legalistis
 Menurut mazhab ini manajemen adalah adanya pengembangan peraturan- peraturan yang sesuai dengan apa yang hendak dicapai serta tatacara formal yang harus ditempuh.
9.      Mazhab Manajemen Prosessual
Menurut mazhab ini manajemen berpangkal tolak pada tugas manajer (the manager’s job and work) yang harus ditunaikan melalui suatu rangkaian kegiatan fungsional dasar tertentu. Tiga macam proses yang berjalan sekaligus adalah : Proses sosial, proses fungsional, dan proses teknis.
10.  Mazhab Manajemen Kuantitatif
Menurut mazhab ini manajemen adalah kesatuan yang terbangun secara logis, sehingga kegiatan-kegiatannya dapat dinyatakan dengan simbol-simbol matematis. Data dan informasi dibuat angka-angka karena semuanya dapat diukur (measurable). Mazhab ini bekerja atas dasar : Optimasi input-output dan penggunaan model-model matematik.
Ciri – ciri mazhab ini, adalah :
a) Mengoptimalkan hasil ( Output ) dari masukan ( input ).
b) Menggunakan model – model matematis.
Mengoptimalkan hasil di maksud memperbesar perbandingan antara output dan input.
Misalnya : efisiensi, efektivitas, pdroduktivitas, penjualan, dan lain – lainnya.
11.  Mazhab Manajemen Sistema
Menurut mazhab ini manajemen adalah suatu sistem (systems) yang terdiri atas sub sistem-sub sistem, dan sub sistem terdiri atas subsub sistem-subsub sistem, dst. yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri tetapi satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan (interdependensi) yang membuat kesatuan terpadu. Jadi, manajemen tidak lagi bergerak antar manusia, melainkan antar sistem di mana manusia sebagai salah satu unsur dari sistem. Pendekatan system terinspirasi oleh biologi, misalnya tubuh manusia merupakan sistem yang sangat kompleks.


Selasa, 15 Oktober 2013

Resensi Buku Pengantar Antropologi Koentjaraningrat


Judul buku            :  Pengantar Ilmu Antropologi
Penulis                   :  Koentjaraningrat
Penerbit                 :  Rineka
Tahun Cetak          :  2009
Jumlah Halaman    :  (XII + 338) = 350 hlm.

Kajian antropologi pada buku ini membahas tentang manusia dan kepribadian, masyarakat, kebudayaan, etnografi, dinamika masyarakat dalam kebudayaan, serta aneka warna masyarakat yang tercermin dalam kebudayaannya.
Pada bagian awal dipaparkan tentang ruang lingkup ilmu antropologi yang mengalami pergeseran dari fase ke fase. Lalu dipaparkan pula berbagai macam ilmu yang berhubungan dengan ilmu antropologiSelanjutnya diuraikan metode yang digunakan dalam ilmu antropologi. Kemudian baru mulai dipaparkan setiap elemen yang dibahas mulai lingkup terkecil hingga terluas secara bertahap, yaitu meliputi pembahasan tentang manusia, kepribadian, masyarakat, kebudayaan dan yang terakhir adalah tentang etnografi.
Secara khusus pada Bab IV tentang masyarakat dan Bab V tentang kebudayaan, intinya berisi tentang definisi dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pada Bab IV, dibahas mulai dari kolektif manusia dengan berbagai macam wujudnya hingga munculnya istilah masyarakat, unsur-unsur dalam masyarakat dan integrasi masyarakat. Pada BAB V, dibahas mulai dari definisi kebudayaan, wujud-wujud kebudayaan, adat istiadat, unsur-unsur dalam kebudayaan, integrasi kebudayaan dan kerangka keori dari kebudayaan.

Kelebihan dari buku ini adalah hampir semua buku karangan Koentjaraningrat memiliki tipe yang khas dan disesuaikan cara belajar masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan text book. Penjabaran yang terperinci serta penyebutan dan penjelasan secara bertahap yang membuat para pembaca bisa memahami dengan baik. Buku ini lebih membicarakan sesuatu hal yang lansung ke intinya . Ini yang membuat para pembaca menjadi bisa lebih mudah memahami apa maksut dari si pengarang. Sedangkan kelemahan  buku ini adalah sangat berstruktur dengan membaca secara terurut inilah yang belum semua orang bisa memahami buku dengan cara tersebut.

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Komunikasi


A.  Asal-usul Ilmu Komunikasi
Cikal-bakal ilmu komunikasi itu sendiri sebenarnya tampil pada zaman Yunani kuno (SM) yang digagas oleh Aristoteles. Dalam gagasan tersebut ia menyebutkan bahwa di dalam komunikasi itu terdapat komunikator, pesan dan penerima.Kesimpulan dari gagasan itu ialah jika komunikator menentukan gagasn atau pesan, kemudian diarahkan pada khalayak pilihannya, melalui saluran atau media yang dimilikinya atau dikuasainya maka akan keluar hasil yang diinginkan.
Dalam perkembangan selanjutnya, gagasan itu terus dikembangkan kemudian melahirkan dua bentuk komunikasi yang masing-masing berkembang di benua yang berbeda.Pertama ilmu publisistik di Jerman. Kedua ilmu komunikasi massa di Amerika. Perpaduan dari kedua bentuk ini lah yang meneteskan ilmu komunikasi yang kita kenal sekarang ini.Perpaduan ini tidak lepas dari upaya-upaya Stappers melalui karya Gabner. Artinya, itu merupakan titik awal tampaknya ilmu komunikasi.
Pada awalnya, publisistik memang terbentuk sebagai sebuah disiplin ilmu yang dikembangkan untuk mengalami dan mengembalikan segala tenaga yang memperngaruhi tindakan khalayak, tentu saja objeknya ialah pernyataan umum yang aktual.Hanya saja objek itu terlalu terbatas karena memang dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, banyak sekali terjadi pernyataan yang tidak ditujukan kepada khalayak, sehingga tidak bersifat umum dan juga tidak aktual.Dari situlah publisistik harus bersedia menjadi bagian dari ilmu komunikasi komunikasi yang lebih luas.
Sedangkan ilmu komunikasi massa ini berkembang dan berubah menjadi ilmu komunikasi berada di bawah naungan jurnalistik. Hal ini berkembang di Amerika sekitar tahun 1870 an yang ditandai dengan terbitnya karya Isaiah Thomas yang berjudul History of Printing in America. Kemudian baru menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang independen pada tahun 1930 an.
Tidak jauh urutannya dari publisistik, ilmu komunikasi massa ini juga mempunyai keterbatasan objek yaitu hanya terfokus pada suratkabar saja. Sedangkan tokoh-tokohnya menginginkan disiplin ilmu ini tidak hanya sebatas itu, tetapi juga mencakup juga radio, televisi dan film atau yang biasa disebut dengan media massa. Sejak itulah ia menjadi bagian dari ilmu komunikasi. Jadi ilmu komunikasi itu sendiri terbentuk dari kedua disiplin ilmu yang telah dijabarkan di atas dan yang tentunya objek kajiannya pun lebih luas darinya.
Di indonesia itu sendiri, ilmu komunikasi baru muncul dalam berbagai dikusi dan seminar pada awal tahun 1970 an. Baru pada tahun 1982 ilmu komunikasi diputuskan oleh presiden melalui Keputusan Presiden Nomor 107/82, sehingga nama ilmu komunikasi menjadi semakin mencuat sebagai disiplin ilmu yang resmi di Indonesia.
B.  Perkembangan Ilmu Komunikasi
Kalau berbicara tentang sejarah komunikasi, tentunya jauh sebelum masehi (4000 SM) ia sudah berkembang bahkan awal lahirnya manusia sudah lahir juga. Namun, berbeda dengan ilmu komunikasi.Ilmu komunikasi mulai menjadi suatu gagasan yang menjadi dasar ilmu ini lahir sejak munculnya gagasan bapak ilmuan dunia, Aristoteles (300 an SM).Dalam buku H. Rochajat Harun, periode ini disebut dengan periode tradisi retorika.
Secara umum, pembagian periode ilmu komunikasi ini bisa dirincikan menjadi empat bagian, yaitu periode tradisi retorika, pertumbuhan, konsilidasi, dan teknologi komunikasi.
1.      Periode Tradisi Retorika
Pada zaman ini –para ilmuan menyebutnya zaman kuno atau zaman Yunani kuno- ilmu komunikasi dikenal dengan sebutan retorika.Tentunya ilmu komunikasi pada saat itu masih sangat sederhana.Tokoh utama yang mempunyai sumbangan besar dalam hal ini ialah Aristoteles, karena dia lah orang pertama yang mengkaji dan mengorganisasinya.
Gagasan Aristoteles tentang retorika bahwasanya terdiri tiga unsur.Di antaranya; Ehos (kredibilitas sumber), Panthos (hal yang menyangkut emosi), Logos (hal yang menyangkut fakta). Pokok pikiran ini kemudian dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian, dalam lima aturan retorika unsur. Yaitu, Inventio (urutan argumentasi), Dispesitio (pengaturan ide), Eloqitio (gaya bahasa), Memoria (ingatan), Pronounciatio (cara penyampaian pesan).
Menurut mereka, unsur di atas juga menentukan keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang.Selain mereka, ada juga tokoh retorika yang dikenal pada zaman itu, diantaranya ialah Corax, Socrates dan Plato.
2.      Pertumbuhan
Ilmu komunikasi ini berawal dari awal abad ke-19 sampai perang dunia ii yang ditandai dengan penemuan teknologi komunikasi seperti telephon, radio, telegraph, tv dan lain-lain.
Secara umum, bidang-bidang ilmu komunikasi pada periode ini diantaranya peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, komunikasi dan pendidikan, penelitian komunikasi komersial, dan lain-lain. Pada masa itu, kajian bidan ilmu komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Bisa dikatan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial.
Di bidang pengkajian dan pendidikan misalnya aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi, serta reading dan listening. Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan pada masyarakat serta aspek-aspek yang memnyangkut media mulai berkembang sejalan dengan tumbuh kembang industri periklanan dan penyiaran.
3.      Konsolidasi
Pariode setelah perang dunia ii ini disebut dengan periode kinsolidasi.Karena pada masi itu konsolidasi dari pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial bersifat multidisiplier (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi.Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh dua hal.Perkembangannya mulai perang dunia ii sampai 1960 an.
Pertama, adanya adopsi perbedaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan pross komunikasi telah menjadi suatu pendekatakan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya karena didasari bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks.
Istilah mass communication (komunikasi massa) dan communication research (penelitian komunikasi) mulai banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi mulai deperjelas dan dibagi dalam empat bidang aturan; komunikasi intrapribadi, antarpribadi, kelompok dan organisasi, komunikasi makro sosial serta komunikasi massa.
4.      Teknologi Komunikasi (1960-an sekarang )
Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi: menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disipilin telah memasuki periode tinggal landas sejak tahun 1950.[6] Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor antara lain:
  1. .      Kemajuan teknologi computer, VCR, TV kabel, dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya,
  2. .      Tumbuhnya industri media yang tidak hanya bersifat nasional tapi juga regional dan global
  3. .      Ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global khususnya dalam kontekscenter periphery.
  4. .      Semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara.
  5. .      semakin luasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik.

3.      Sekilas perkembangan pendidikan ilmu komunikasi di Indonesia.
Di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong tertua.Sebutan ilmu komunikasi baru dikenal pada sekita tahun 1970 an, sementara sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan jurusan publisistik atau jurnalistik.


Mashab Mashab Administrasi dan Manajemen


A.    Mazhab-mazhab Administrasi Negara
  1. Menurut C.L. Sharma ada enam mazhab teori administrasi negara, yakni: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, sistem sosial, matematika, dan teori keputusan.
  2. Gerald Caiden mengemukakan delapan mazhab teori administrasi negara, yang terdiri dari: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, analisis birokratik, sistem sosial, pembuatan keputusan, matematika, dan integrasi.
  3. Kedelapan mazhab teori administrasi negara seperti yang dikemukakan oleh Caiden, sebenarnya dapat dikelompokkan lagi dalam dua mazhab: mazhab reduksi proses administrasi dan mazhab sistem holistik administrasi. Tetapi pengelompokan ini juga tidak memuaskan, yang pada gilirannya melahirkan mazhab integrasi.
  4. Para pendukung mazhab integrasi (integrationis) bermaksud untuk mengintegrasikan semua teori administrasi negara. Ada dua strategi yang mereka tempuh. Pertama dengan melakukan konsolidasi teori-teori administrasi, dan kedua dengan meleburkan semua administrasi negara menjadi satu teori yang tertinggi.
B.     Mazhab Mazhab Manajemen
            Mazhab (bahasa Arabmadzhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak.
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
Jadi, Mazhab manajemen artinya metode yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif (benar) dan efisien (tepat guna) untuk mencapai tujuan tertentu yang dijadikan sebagai pedoman yang jelas batasan dan bagiannya.
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, seorang pakar administrasi/manajemen dan Ketua Lembaga Administrasi Negara (LAN) pertama, mazhab-mazhab manajemen itu adalah :
1.      Mazhab Manajemen Tradisional :
Menurut pengikut mazhab ini bahwa pengikat atau kedisiplinan manusia adalah tradisi. Karena itu sikap dan pandangan para anggota kepada pimpinan, tatacara kerjasama, tatacara memberi perintah, tatacara melapor, jam, dan tempat kerja, dsb. dibuat semacam tradisi tertentu disertai rasa kebanggaan.
2.      Mazhab Manajemen Kebiasaan
Menurut mazhab ini kebiasaan (customs, usage, habits, gewoonten) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena memberikan rasa tenang dan percaya diri. Manajemen yang baik adalah yang customs and habits centered.
3.      Mazhab Manajemen Ilmiah
Menurut mazhab ini dalam suatu organisasi yang telah mencapai tingkat tertentu (situasi dan masalahnya) maka para manajernya harus bersikap ilmiah, jangan percaya atau mengalah pada kebaikan tradisi atau kebiasaan, mengira-ngira dan meraba-raba, dsb. Apa yang dihadapi harus segera diisolasi, dijadikan masalah khas, dikaji, dianalisis, dll. Sebelum diputuskan. Langkah-langkah pada metode ilmiah adalah:
a.       Identifikasi proposisi
Hal tersebut menetapkan sasaran dan mengarahkan seluruh penelitian kearah tujuan tertentu.
b.      Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi
Bersifat eksploratoris, menyediakan keterangan yang ada dan bahan latar belakang yang berguna.
c.       Kemukakanlah pemecahan tentatif terhadap proposisi
Hipotesa yang dikemukakan akan dibenarkan atau ditolak melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
d.      Selidikilah proposisi secara cermat, dengan menggunakan pengetahuan yang berlaku dan    eksperimen eksperimen yang dikendalikan.
e.       Klisifikasilah data yang diperoleh
Mengklasifikasi banyak membantu kita dalam hal meneliti data.
f.       Nyatakanlah jawaban tentatif terhadap terhadap proposisi
Melalui penafsiran data yang diklasifikasi secara cermat. Untuk tujuan itu, orang menggunakan dua macam cara penguraian yaitu: penguraian secara induktif dan penguraian secara deduktif
g.       Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi
Memastikan adanya validitas dan kelengkapan maka jawaban tentatif tersebut ”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dan kemudian hasil-hasilnya dicatat.
Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan penelitian secara mendalam, eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan penafsiran data yang diperoleh secara hati-hati merupakan landasan yang dapat dipercaya bagi determinasi dan evaluasi fakta-fakta baru yang dipergunakan oleh para manager.
Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah sebuah problem ke dalam komponen-komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan aneka macam entitas yang sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal mengindentifikasi dan menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor problem tersebut.
4.      Mazhab Manajemen Sistematis
Menurut mazhab ini dalam suatu organisasi yang telah mencapai tingkat tertentu (situasi dan masalahnya) maka para manajernya harus bersikap ilmiah, jangan percaya atau mengalah pada kebaikan tradisi atau kebiasaan, mengira-ngira dan meraba-raba, dsb. Apa yang dihadapi harus segera diisolasi, dijadikan masalah khas, dikaji, dianalisis, dll. Sebelum diputuskan. Langkah-langkahnya adalah :
Identifikasi dan rumuskan apa yang dihadapi;
a.       Kumpulkan data sementara dan bahan keterangan yang tersedia;
  1. Susun rencana dan ide pemecahan sementara;
  2. Adakan revisi atas rencana atau ide pemecahan masalah berdasarkan apa yang telah diperoleh selama eksperimen serta keterangan baru yang diperoleh;
  3. Susun lagi rencana atau ide yang bersifat semi final;
  4. Susun rencana atau ide pemecahan final untuk direkomendasikan atau diputuskan.
Cocok untuk pekerjaan teknis seperti proyek-proyek. Rencana dimasukkan secara integratif : Unsur unsur kegiatan teknis, kegiatan penganggaran, pembiayaan, dan penggunaan waktu. Gambar teknik, bestek, anggaran, serta syarat-syaratnya kemudian oleh pelaksana dibuatkan ”rencana skema menyeluruh.”
5.      Mazhab Manajemen Perilaku Manusia
            Disebut juga mazhab “The Human Behavior School.” Manurut mazhab ini manajemen adalah rangkaian proses dan jaringan perilaku (sikap, kelakuan, tingkah laku) manusia. Jadi, yang menentukan manajemen adalah sikap dan tingkah laku manajer dan para anggota organisasi bersangkutan, karena serasional-rasionalnya manajer, ia adalah tetap manusia dengan segala macam ciri dan sifat-sifatnya, bukan robot. Mazhab ini menarik manfaat dari ajaran-ajaran sosiologi dan psikologi sosial. Pionirnya adalah Elton Mayo.
6.      Mazhab Manajemen Sistem Sosial
Menurut mazhab ini manajemen adalah suatu sistem sosial, suatu kelompok orang-orang di bawah pimpinan seorang manajer yang berhubungan dan bergaul berdasarkan nilai-nilai budaya yang berlaku di antara mereka daripada nilai-nilai rasional buatan manajer/pimpinan. Organisasi dan manajemen adalah unit-unit sosial atau “masyarakat kecil.” Tetapi kebersamaannya hanya selama ada di lingkungan organisasi, dan setelah itu mereka berada di lingkungan masyarakat yang lebih besar (social environment).
7.      Mazhab Manajemen Desisional
Menurut mazhab ini manajemen adalah hasil, akibat, atau lanjutan daripada keputusam-keputusan yang diambil. Tugas kewajiban manajer adalah mengambil keputusan (desisi) mengenai apa yang harus dicapai, dan bagaimana cara mencapainya.
8.      Mazhab Manajemen Legalistis
 Menurut mazhab ini manajemen adalah adanya pengembangan peraturan- peraturan yang sesuai dengan apa yang hendak dicapai serta tatacara formal yang harus ditempuh.
9.      Mazhab Manajemen Prosessual
Menurut mazhab ini manajemen berpangkal tolak pada tugas manajer (the manager’s job and work) yang harus ditunaikan melalui suatu rangkaian kegiatan fungsional dasar tertentu. Tiga macam proses yang berjalan sekaligus adalah : Proses sosial, proses fungsional, dan proses teknis.
10.  Mazhab Manajemen Kuantitatif
Menurut mazhab ini manajemen adalah kesatuan yang terbangun secara logis, sehingga kegiatan-kegiatannya dapat dinyatakan dengan simbol-simbol matematis. Data dan informasi dibuat angka-angka karena semuanya dapat diukur (measurable). Mazhab ini bekerja atas dasar : Optimasi input-output dan penggunaan model-model matematik.
Ciri – ciri mazhab ini, adalah :
a) Mengoptimalkan hasil ( Output ) dari masukan ( input ).
b) Menggunakan model – model matematis.
Mengoptimalkan hasil di maksud memperbesar perbandingan antara output dan input.
Misalnya : efisiensi, efektivitas, pdroduktivitas, penjualan, dan lain – lainnya.
11.  Mazhab Manajemen Sistema
Menurut mazhab ini manajemen adalah suatu sistem (systems) yang terdiri atas sub sistem-sub sistem, dan sub sistem terdiri atas subsub sistem-subsub sistem, dst. yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri tetapi satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan (interdependensi) yang membuat kesatuan terpadu. Jadi, manajemen tidak lagi bergerak antar manusia, melainkan antar sistem di mana manusia sebagai salah satu unsur dari sistem. Pendekatan system terinspirasi oleh biologi, misalnya tubuh manusia merupakan sistem yang sangat kompleks.